Pada 18 November yang lalu, saya menjadi sukarelawan di bawah sebuah organisasi bernama Bila Bila Odyssey, yang menganjurkan satu program di SK Bukit Bangkong (A), sebuah sekolah Orang Asli berhampiran Sungai Pelek, dalam kawasan komuniti Mah Meri. Sekolah tersebut mempunyai kurang daripada 120 orang murid dari Tahun 1 hingga Tahun 6. Program yang dijalankan berfokus kepada STEM, dan murid-murid dibahagikan kepada enam kelas. Saya ditugaskan untuk mengajar mereka cara membuat plastisin sebagai salah satu aktiviti pembelajaran. Setiap sesi dijalankan selama lebih kurang 15 minit. Saya sendiri sebenarnya turut belajar bersama kanak-kanak ini. Secara ringkas, cara membuat plastisin bermula dengan mencampurkan 10 sudu tepung dan 1 sudu garam, kemudian digaul rata. Dalam bekas lain, air dicampurkan dengan pewarna makanan dan untuk kelas ini kami menggunakan warna merah dan biru. . Air berwarna itu dituangkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran tepung tadi, lalu diuli sehingga adunan...
What makes people connect with a brand? When marketing focused too much on products, it lost its sense of genuineness. The ability to respond to people’s values creates empathy. Marketing that listens, understands, and responds transcends big budgets and truly touches customers’ emotions. Marketing isn’t just about selling anymore. Product pitch is boring. Ask what customers and communities are really struggling with. That sparks real conversation. It is no longer broadcasting but listening, creating honest engagement and long-term relationships. That’s what being authentic is all about. Customers want businesses and services that not only focus on profit but also care about people. Social purposes are now trending alongside increasing environmental sustainability, that makes businesses more relatable and making real human connections. This is where marketing and customer experience intersect. Customers today have a greater tendency to support businesses that stand for something real, ...